Bukti Peninggalan megalitikum di indonesia dapat kita jumpai lebih dari ribuan tersebar di lembah purbakala di Sulawesi Tengah, bukti sejarah keberadaan zaman megalitikum Lembah di Pulau Sulawesi ini, tepatnya berada di Lore, Kabupaten Poso, berjarak kurang lebih 157 Km dari kota Palu, ibu kota Propinsi Sulawesi Tengah.
Berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut memiliki bentang alam yang sangat indah, Padang Savana adalah karakteristik lembah di pulau Sulawesi. Udara dingin dengan tingkat curah hujan cukup tinggi, dan membuat lembah di kawasan taman nasional lore lindu sebagai salah satu lembah berkabut tebal di hutan tropis Sulawesi.
Kawasan taman nasional Lore Lindu yang terdiri dari Lembah Napu, Lembah Besoa, Lembah Bada, Danau Lindu, dan Gimpu, dibagi menjadi dua wilayah Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi.
Hampir semua situs arkeologi di Sulawesi Tengah terkonsentrasi di daerah Taman Nasional Lore Lindu di Lembah Napu, kita dapat menemukan peninggalan megalit dalam bentuk Arca, Kalamba, Batu Batu, Menhir, Dolmen, Dolmen, Gores batu, palung batu, semuanya menyebar jumlahnya hingga ratusan, menjadi daya tarik paling unik kehidupan budaya zaman megalitikum dari lembah di pulau Sulawesi ini.
Lembah Besoa, atau biasa juga dikenal dengan Lembah purba, merupakan salah satu wilayah dalam Kawasan Taman Nasional Lore Lindu paling banyak ditemukan benda-benda masa megalitikum.
Lokasi peninggalan masa megalitikum, berupa situs cagar budaya zaman megalitikum Tadulako, Baula, Lempe dan Pokekea, merupakan warisan kebudayaan peninggalan zaman megalitikum tertua di lembah Napu masih dapat kita temui dan merupakan bukti keberadaan zaman megalitikum di Indonesia pernah berjaya.
Terdapat dua patung prasejarah zaman Megalitikum tepatnya berada di desa Bariri, yaitu peninggalan zaman Megalitikum di kawasan purbakala Baula (Kerbau) Dan peninggalan zaman Megalitikum di taman purbakala Tadulako (Patung Tadulako).
loading...
Memasuki Kawasan situs Peninggalan Zaman Megalitikum di desa Bariri kita akan melewati pematang sawah milik penduduk lokal dimana mayoritas mata pencaharian mereka di sektor pertanian, wajar saja kalo pemandangan indah pematang sawah akan jadi bagian wajib untuk ikut diceritakan dalam perjalanan saya kali ini.
![]() |
Patung Tadulako di situs megalitikum Padang Napu |
Akses jalan menuju lokasi Peninggalan Zaman Megalitikum di situs purbakala patung Tadulako terlihat kurang mendapatkan perhatian dari Pemerintah, melewati jalanan setapak, sangat becek dan licin diantara pematang sawah dan kebun warga, sedikit terasa sulit untuk dilalui, padahal Peninggalan zaman Megalitikum di lembah napu merupakan salah satu warisan cagar budaya Indonesia, dimana hanya dapat dijumpai pada beberapa lokasi serupa di dunia, merupakan aset purbakala sangat berharga dimiliki Indonesia .
Bukti hasil kebudayaan zaman megalitikum, mestinya mendapatkan perhatian khusus, agar benda-benda kehidupan budaya zaman megalitikum ini tetap terjaga dan terpelihara kelestarian nya.
Sebelum memasuki lokasi Peninggalan zaman megalitikum di kawasan Situs Tadulako saya menyempatkan untuk mampir di salah satu bangunan adat peninggalan suku asli Lore bisa kita jumpai, dua bangunan adat terlihat sangat unik ini berbentuk segitiga seperti piramid, dan saat ini masih terlihat berdiri dengan kokoh, rumah Tambi sendiri biasanya digunakan sebagai rumah tinggal memiliki jumlah anak tangga lima buah dan di pintu nampak pahatan menyerupai kepala kerbau, dan jika pintu dibuka akan mengeluarkan bunyi seperti,
suara kerbau akibat gesekan engsel pintu, semuanya berbahan dasar kayu sehingga suara menyerupai dengus kerbau ini terdengar unik, Sedangkan rumah Buho difungsikan sebagai tempat penyimpanan lumbung padi.
![]() |
Batu Arca peninggalan zaman megalitikum di Padang Napu |
Keyakinan penduduk lokal bahwasan nya Tadulako adalah panglima perang sisa dari sebuah perang suku di zaman sekitar 3.000 sebelum masehi. Kini Tadulako di pakai sebagai salah satu nama Universitas Negeri di kota Palu, yaitu Universitas Tadulako.
Lokasi Peninggalan Zaman Megalitikum di lokasi kawasan Tadulako, terdapat Arca dengan ukiran khusus terlihat seperti tanda pahatan manusia purba di atas batu merupakan ciri ciri zaman megalitikum.
Mungkin karena zaman megalitikum hampir semua benda-benda yang digunakan manusia purba terbuat dari batu, sehingga terlihat pada peninggalan budaya zaman megalitikum hanyalah berupa batuan, Arca - Arca ini terlihat berada di beberapa titik hampir menyatu dengan tanah.
Selain arca terdapat beberapa Kalamba berukuran besar dapat kita jumpai di sini. Kalamba merupakan bejana besar ini konon berfungsi sebagai penampungan air hujan, bahkan cerita lainnya kalamba khusus biasanya dibuat hanya untuk digunakan sebagai tempat memandikan jenazah para raja yang meninggal.
Berhubung kawasan situs Peninggalan Zaman Megalitikum di situs Baula tidak bisa ditemukan, karena sulitnya akses dan tidak adanya penunjuk arah diantara padang sabana nampak menutupi kawasan situs Baula, saya pun melanjutkan perjalanan menuju lokasi peninggalan zaman mgalitikum situs Lempe jaraknya tidak terlalu jauh dari kawasan Meglitikum Tadulako.
Berada di antara hutan belantara diantar kebun cokelat warga, mungkin situs yang ada di kawasan Lempe akan sulit untuk ditemukan, kita hanya dapat menemukan sebuah patung berukuran sedang dan menurut cerita adalah sosok Raja Lore, itu sebabnya berada pada posisi paling atas diantara semua patung purbakala yang kami jumpai di padang napu. selain itu terdapat beberapa kalamba bisa dijumpai di lokasi peninggalan zaman megalitikum situ Lempe.
Akhir dari perjalanan saya di taman purbakala Peninggalan Zaman Megalitikum di Padang Napu adalah lokasi peninggalan zaman megalitikum di situs purbakala Pokekea, di kawasan peninggalan zaman megalitikum Pokekea, kita akan menjumpai lebih banyak peninggalan purbakala, beserta kalamba juga arca sebagai bukti peninggalan zaman megalitikum jumlahnyapun kurang lebih ratusan tersebar. juga terdapat (menhir), bejana batu (kalamba), meja batu (dolmen), tempat jenazah (sarkofagus).
Ada hal paling menarik di lokasi Peninggalan Zaman Megalitikum Pokekea. Terdapat patung purbakala dengan posisi berdiri dan di hadapannya terdapat patung terlihat terbaring. Konon cerita, mengisahkan kekasih yang sedang bersedih di depan jasad kekasihnya yang telah meninggal. menjadi simbol cinta sejati.
Comments
Post a Comment