Skip to main content
                                   

Penyu Laut Hewan Purba Penjelajah di Pulau Pasoso

Tidak hanya indah dengan air jernih, Pulau Pasoso Donggala juga menjadi rumah bagi penyu laut langka. Pasoso adalah habitat yang dilindungi bagi penyu hijau, jenis penyu yang terancam punah. Penyu hijau dan penyu belimbing raksasa, dua sumber daya alam satwa yang hampir punah, dapat hidup bebas berenang di pulau ini tanpa rasa khawatir akan perburuan..


Penyu Laut Hewan Purba Penjelajah di Pulau Pasoso
Penyu Laut Hewan Purba Penjelajah di Pulau Pasoso


loading...

Pada perjalanan kali ini, saya melakukan perjalanan yang cukup jauh dengan rute melintasi darat dan laut selama sekitar lima hingga enam jam. Pengalaman ini sangat istimewa karena memungkinkan saya untuk mengamati habitat dari penyu besar dan penyu kecil, yang merupakan jenis hewan penyu langka. Ketika kami tiba di Desa Rano, petualangan kami tidak berhenti di situ. Kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Pomululu, sebuah komunitas kecil yang terletak di pesisir barat Sulawesi Tengah. Untuk mencapai pulau Pasoso, satu-satunya cara adalah menggunakan kapal kayu dari Desa Pomululu. Mengingat cuaca yang kurang bersahabat, kami dipaksa untuk menghabiskan malam di rumah Pak Umar, pemilik kapal yang kami sewa untuk membawa kami ke pulau Pasoso.


Semalam di Desa Pomululu, Kami dijamu sangat baik oleh pak Umar, ikan tangkapan  cukup besar disajikan sebagai hidangan makan malam sambil menikmati keheningan Desa Pomululu, setelah perut terisi kami pun beranjak ke ruangan yang telah disediakan sebagai tempat kami beristirahat. 
Sun Shining menunjukkan perjalanan segera berlanjut, sambil menunggu kapal disiapkan saya meluangkan waktu untuk berjalan-jalan untuk menikmati suasana pagi di desa Pomululu.

Udara nya begitu sejuk, diantara pohon-pohon cengkeh dan juga merupakan sumber pencarian penduduk desa selain menjadi nelayan, mayoritas penduduk desa adalah suku Bajo dan Bugis, of Life yang sangat bersahaja.

penyu-hijau-hewan-purba-penjelajah-laut-di-pulau-pasoso
Pemandangan saat air surut di Pulau Pasoso Donggala

Sebelum berangkat, kami perlu memberi tahu Pak Ahmad, penjaga Pulau Pasoso yang bertanggung jawab atas pengelolaan kawasan habitat penyu yang dilindungi atas nama pemerintah. Pulau Pasoso terkenal sebagai habitat penyu yang dilindungi. Ada dua pelabuhan penyeberangan utama, yaitu pelabuhan Labean dan Awesang, yang umumnya digunakan untuk sandar kapal.

Sekitar 2 jam perjalanan bersama  angin dan gelombang  di lautan lepas, nikmati pemandangan  indah hamparan cluster pulau-pulau kecil  begitu mempesona.

Setiba di pulau pasoso, air laut nampak surut harus menunggu perahu kecil untuk menjemput kami, menghindari kapal untuk tidak merusak terumbu.
penyu-hijau-hewan-purba-penjelajah-laut-di-pulau-pasoso
Pelabuhan Kapal sandar Awesang

Kegiatan selama di pulau pasoso saat menunggu waktu nan tepat untuk melihat penyu laut yang merupakan spesies yang telah hidup di Bumi selama jutaan tahun ini, cobalah untuk berjalan kaki menyusuri pulau saat peralihan air laut, menjadi pengisi waktu nan tepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam,pulau kecil di Donggala ini sudah selesai kita jelajahi.

Tetapi semua kegiatan dilakukan saat berada di Pasoso Donggala, haruslah pengetahuan dan izin dari penjaga pulau

Menjelang petang biasanya kura-kura dapat dilihat dari dermaga kayu dengan rupa yang lebih dekat, saya sangat beruntung,   dapat melihat penyu besar dan penyu kecil, berenang di hadapan saya dan ini adalah pengalaman sangat luar biasa. Di Pasoso, penyu hanya bisa dilihat dari tepi dermaga. Hal ini karena keberadaannya di Pulau Pasoso sangat dilindungi


Penyu hijau memiliki berat 300 kg dan dapat mencapai panjang 120.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyu umumnya bermigrasi dengan jarak sangat jauh, tetapi dengan waktu tidak terlalu lama, yang merupakan jarak 3.000 kilometer dapat dicapai dengan 58 hingga 73 hari.

Semoga  perlindungan ini, dapat menjaga habitat penyu hijau tetap aman di pulau pasoso . Jangan biarkan penyu purba punah.
Terimakasih buat Fatima, Juen, Enos, Arif & Rahmat yang sudah sampai sejauh ini menjelajah.

Comments